King Vulture
Set of Special Literature
Change to impressions  Mobile M1, 2 Laptop
Set of Special Literature         C H M R V 0 5 8 
Perfect Sites : Balikpapan   ▣ Bandung Barat   ▣ Germany   ▣ Italy   ▣ Military   ▣ Plant   ▣ Sports   ▣ Table of Content
Search in Set of Special Literature   
Before this  (herbivores)(HerculesAfter this paper

Hering raja

Hering Raja
King Vulture 001.jpg
Status konservasi
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:Animalia
Filum:Chordata
Kelas:Aves
Ordo:Ciconiiformes
Famili:Cathartidae
Genus:Sarcoramphus
Duméril, 1805
Spesies:S. papa
Nama binomial
Sarcoramphus papa
(Linnaeus, 1758)
Distribusi burung Hering Raja
Distribusi burung Hering Raja
Sinonim

Vultur papa

Hering Raja, Nasar Raja, Ruak-ruak Bangkai Raja, Sarcoramphus papa, yaitu spesies burung hering Dunia Baru yang hidup di Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Spesies ini masuk dalam famili Cathartidae. Burung Hering ini hidup di hutan tropis dataran rendah di Meksiko selatan sampai Argentina utara, walaupun ada pula yang mempercayai bahwa lukisan "Hering Berwarna" karya William Bartram di Florida mungkin adalah lukisan spesies ini. Sejauh ini Hering Raja adalah bagian satu-satunya genus Sarcoramphus yang dikenal.

Burung ini ada ukuran akbar dan beberapa akbar tubuhnya berwarna putih, dengan bulu-bulu punggung, sayap dan ekor berwarna abu-abu atau hitam. Kepala dan lehernya botak, dengan warna kulit berganti-ganti, termasuk kuning, jingga, biru, ungu, dan merah. Burung Hering Raja memiliki gelambir kuning yang sangat kelihatan menyolok pada paruhnya. Spesies burung ini adalah burung pemakan bangkai dan sering menjadi burung pertama yang mendatangi bangkai segar. Hering Raja juga kerap mengusir jenis-jenis burung hering Dunia Baru yang lebih kecil dari bangkai. Burung ini mampu bertahan hidup sampai dengan 30 tahun dalam penangkaran.

Hering Raja adalah figur terkenal dalam naskah lawas peradaban Maya, dan juga dalam cerita masyarakat dan pengobatan warga satu tempat. Meskipun mereka didaftarkan sebagai spesies beresiko rendah oleh IUCN, jumlah mereka terus berkurang, terpenting dampak kehilangan habitat.

Daftar inti

Taksonomi dan sistematika

Hering Raja semula dideskripsikan oleh Carolus Linnaeus pada tahun 1758 dalam edisi ke-10 Systema Naturae dengan nama Vultur papa.[2] Spesies ini yang belakang sekali diisi ke dalam genus Sarcoramphus tahun 1805 oleh André Marie Constant Duméril. Genus ini sering salah dinamakan sebagai Sarcorhamphus. Nama umum Sarcoramphus berasal dari bahasa Yunani, sarco-/σαρκο- yang berarti daging dan ramphos/ραμφος yang berarti paruh bengkok burung pemakan daging.[3] Burung ini juga diisi kedalam genus Gyparchus oleh Constantin Wilhelm Lambert Gloger pada tahun 1841, tetapi klasifikasi ini tidak dipakai dalam literatur modern karena Sarcoramphus mendapatkan prioritas sebagai nama yang lebih awal dipakai.[4] Spesies yang memiliki kekerabatan dengan Hering Raja yaitu burung Kondor Andes, Vultur gryphus.[5] Beberapa penulis bahkan memberi pokok spesies ini dalam subfamili yang terpisah dari Burung Hering Dunia Baru lainnya, meskipun kebanyakan penulis menyadari subdivisi ini tidak penting.[5]

Seekor Hering Raja dewasa, Sarcoramphus papa.

Terdapat dua teori bagaimana Hering Raja mendapat nama "Raja". Pertama, nama "raja" diantarkan karena budayanya mengalahkan dan mengusir burung hering yang lebih kecil dari bangkai dan membiarkannya menunggu tidak selalu beliau makan sendiri sampai kenyang.[6] Teori alternatif melaporkan bahwa nama raja berasal dari legenda peradaban Maya yang berkisah bahwa burung ini yaitu raja yang menjadi utusan sela manusia dan dewa.[7] Burung ini juga dinamakan sebagai "Gagak Putih" oleh orang-orang Spanyol di Paraguay.[8]

Peletakan sistematika Hering Raja dan enam spesies Burung Hering Dunia Baru lainnya sedang belum jelas.[9] Meskipun berpenampilan mirip dan memiliki peran ekologi yang serupa, Burung Hering Dunia Lama dan Baru berevolusi dari nenek moyang yang berbedaan di belahan dunia yang berbedaan. Bagaimanapun, perbedaan keduanya sekarang diperbantahkan, dengan beberapa sumber yang terdahulu mengusulkan bahwa hering Dunia Baru lebih berkerabat dekat dengan bangau.[10] Sumber yang lebih baru menyelesaikan posisi mereka kembali pada bangsa Falconiformes bersama dengan Hering Dunia Lama[11] atau menaruh mereka di ordo mereka sendiri, Cathartiformes.[12] Komite Klasifikasi Amerika Selatan telah mengeluarkan Hering Dunia Baru dari bangsa bangau (Ciconiiformes) dan menaruhnya dalam status tidak tentu (Incertae sedis), hendak tetapi memberikan catatan bahwa perpindahan ke Falconiformes atau Cathartiformes dimungkinkan.[9]

Catatan fosil dan evolusi

Pemandangan langka dari atas punggung Hering Raja, ketika burung ini terbang di atas lembah berhutan di Taman Nasional Baulio Carrillo, Kosta Rika.

Marga Sarcoramphus, yang sekarang hanya terdiri dari Hering Raja, memiliki persebaran yang lebih lapang ketika belumnya. Hering Kern, Sarcoramphus kernense hidup di Amerika Utara barat kekuatan selama pertengahan Kala Pliosen (Piacenzian), sekitar 3.5-2.5 juta tahun yang lalu). Hering ini adalah salah satu komponen tahap-tahap fauna Blancan/Delmontian yang tak banyak dikenal. Satu-satunya fosil yang ditemukan yaitu fosil tulang lengan atas yang rusak, ditemukan di Pozo Creek, Kern County, California. Menurut deskripsi asli Loye H. Miller, "dibandingkan dengan [S. papa], tipe (yang dideskripsi) berdasarkan dalam bentuk umum dan kelengkungannya, selain untuk ukurannya yang lebih akbar dan kekekarannya."[13] Jangka waktu panjang di sela keberadaan kedua spesies menyarankan bahwa Hering Kern mungkin jenis yang berbedaan dari S. papa, tetapi karena fosilnya rusak dan agak non-diagnosis, bahkan penggolongan ke dalam genus Sarcoramphus pun tidak sepenuhnya pasti.[14]

Selama kala Pleistosen yang belakang sekali, spesies lain yang mungkin masuk ke dalam genus ini, Sarcoramphus fisheri, muncul di Peru. Spesies ini mungkin adalah leluhur kronospesies Hering Raja, tetapi juga mampu aci spesies yang berkerabat sejajar. Hanya sedikit spesies burung masa sekarang yang berevolusi lebih terus setelah masa itu, dan kebanyakannya yaitu bangsa burung petengger (Passeriformes) yang ada ukuran kecil serta berumur pendek.

Spesies yang diduga adalah kerabat Hering Raja yang ditemukan di tingkatan gua era Kuarter di Kuba, ternyata tulang elang ada ukuran rajawali Buteogallus borrasi (sebelumnya dalam marga Titanohierax).[15]

Hanya sedikit yang mampu diceritakan mengenai sejarah evolusi genus ini, terpenting karena sisa-sisa (fosil) masa Neogen hering Dunia Baru lainnyanya biasanya lebih muda atau bahkan lebih terfragmen. Suku hering Teratornithidae yang telah punah, telah menguasai relung ekologis hering pada masanya, terpenting di Amerika Utara. Hering Kern rupa-rupanya sedikit mendahului kurun utama dari bagian Pertukaran Akbar Fauna Amerika (Great American Interchange), dan nyata bahwa keanekaragaman hering Dunia Baru berasal dari dari Amerika Tengah[13]. Hering Kern dengan demikian rupanya menggambarkan adanya pemencaran ke arah utara, setaraf dengan garis evolusi S. fisheri - S. papa di selatan. Apabila sepatutnya demikian, catatan fosil yang ada, meskipun tidak cukup, mendukung teori bahwa leluhur Hering Raja dan Kondor Amerika Selatan telah terpisah sedikitnya sekitar 5 juta tahun yang lalu.

"Hering Berwarna" Bartram

Terdapat banyak spekulasi mengenai "Hering Berwarna" ("Sarcoramphus sacra" atau "S. papa sacra"), burung yang dilukiskan dalam catatan perbuatan William Bartram di Florida selama tahun 1770-an. Catatan itu telah diubah dan diperluas dalam edisi cetak, probabilitas oleh editor yang sudah menjalani melihat gambar Hering Raja dan percaya bahwa burung yang secara singkat dan samar-samar digambarkan oleh Bartram itu yaitu seekor Burung Hering Raja, dan oleh karena itu beliau menambahkan detail yang beliau rasa tepat.

Beberapa peneliti telah berusaha membuktikan bekas keberadaan kerabat Hering Raja ketika belumnya di Florida, mengusulkan bahwa populasi burung tersebut ada pada bagian kepunahan dan yang belakang sekalinya menghilang dari Florida selama masa dingin .[16] Namun, Bartram melihat "Hering Berwarna" itu di wilayah tempat Karakara Berjambul Utara nantinya ditemukan dan dideskripsi. Karakara ini umum dan biasa kelihatan pada masa Bartram berkelana, tetapi burung ini sangat jelas menghilang dari catatan Bartram bila "Hering Berwarna" diterima sebagai seekor Sarcoramphus.

Tidak selalu catatan asli agak tidak jelas sehubungan dengan penampilan burungnya, deskripsinya ternyata pas dengan seekor karakara. Perilaku burung tersebut, sebagaimana dicatat Bartram, berdasarkan dengan budaya karakara. Contohnya, Bartram memperhatikan bahwa burung itu mengikuti menjalarnya kebakaran liar supaya mampu memangsa serangga dan kura-kura darat yang terbakar. Perilaku itu khas milik karakara, karena Hering Raja yang lebih akbar dan berkaki lebih pendek tidak biasa berlanjut jauh di tanah. Fakta bahwa Bartram memperhatikan seekor karakara tetapi tidak menyebut-nyebut dalam catatannya yaitu kepingan bukti yang paling mempercayakan memerangi teori bahwa burung termaksud yaitu subspesies atau kerabat Hering Raja.[16]

Deskripsi

Hering Raja.

Hering Raja dewasa adalah Hering Dunia Baru yang warnanya paling menarik.[17] Burung ini memiliki warna dominan putih, dengan bulu-bulu leher, bulu terbang pada sayap dan ekornya bervariasi dari abu-abu sampai hitam.[18] Bulu putih Hering Raja terpulas sedikit warna merah jambu kekuningan.[19] Sebagai pemakan bangkai, burung Hering Raja memiliki paruh yang tebal dan kuat. Meski paruh ini yaitu yang paling kuat di sela Hering Dunia Baru, hendak tetapi ukurannya tak seberapa akbar bila dibandingkan dengan milik burung pemangsa lainnya.[17] Paruh tersebut memiliki ujung yang bengkok dan runcing, serta sisi yang tajam.[18] Hering ini memiliki sayap yang lebar dan ekor yang pendek, lebar dan ada bentuk persegi.[19] Matanya berwarna kekuning-kuningan dan memiliki penglihatan yang tajam.[7] Tidak seperti beberapa spesies Hering Dunia Baru lainnya, Hering Raja tak memiliki bulu mata.[20] Hering Raja juga memiliki gelambir kuning gemuk yang menyolok pada paruh jingga dan hitamnya;[17] gelambir ini tidak hendak terbentuk sepenuhnya sampai burung itu berusia empat tahun.[21] Kakinya berwarna abu-abu, dengan cakar tebal yang panjang.[19] Hampir tak ada perbedaan bentuk (dimorfisme seksual) sela burung jantan dan betina, dengan warna bulu yang serupa dan hanya sedikit perbedaan ukuran di sela keduanya.[22] Anak burung memiliki paruh dan mata yang gelap, dan leher berbulu halus berwarna abu-abu yang segera berubah menjadi jingga seperti warna dewasa. Burung hering muda secara semuanya berwarna abu-abu, dan meskipun mereka telah kelihatan mirip dengan burung dewasa pada tahun yang ketiga, bulu-bulunya belum hendak berubah menjadi bulu dewasa sampai mereka berusia lima atau enam tahun.[19]

Hering Raja.

Kepala dan leher hering memiliki hanya sedikit bulu sebagai adaptasi untuk menjaga kesucian, meskipun terdapat pula bulu-bulu kaku berwarna hitam pada kepalanya. Sedikitnya bulu-bulu ini mengurangi probabilitas bakteri dari bangkai yang dimakannya merusak bulu-bulu di lehernya dan merupakan kulit leher itu membuka terhadap pajanan sinar matahari yang mampu membunuh hama.[23] Kulit di leher dan kepala mampu memiliki banyak warna, termasuk kuning, jingga, biru, ungu dan merah.[24] Kulit burung ini juga berkerut di dekat telinga dan di yang belakang sekali leher.[22]

Dengan perkecualian dua spesies burung kondor lainnya, Hering Raja yaitu spesies Hering Dunia Baru yang terbesar. Panjang tubuh semuanya mencapai 67–80 cm dan bentangan sayapnya selebar 1.2–1.7 meter. Bobot tubuh Hering Raja sekitar 2.7–4.5 kilogram.[7]

Persebaran dan habitat

Hutan Monteverde, tempat hidup Hering Raja.

Hering Raja menghuni wilayah yang diperhitungkan seluas 14 juta kilometer persegi sela Meksiko selatan dan Argentina utara.[1] Di Amerika Selatan, hering ini tidak dijumpai di sebelah barat pegunungan Andes,[21] selain di Ekuador barat,[25] Kolombia barat laut dan di ujung barat laut Venezuela.[26] Burung ini terpenting menempati hutan tropis dataran rendah yang tak terganggu dan juga sabana dan padang rumput yang berhampiran dengan hutan semacam itu.[27] Hering Raja sering kelihatan di dekat rawa-rawa di hutan.[8] Burung bangkai ini yaitu yang paling banyak atau satu-satunya yang menyebar di hutan-hutan dataran rendah primer,[22] tetapi di hutan hujan Amazon, hering ini jumlahnya kalah banyak dengan hering berkepala kuning akbar, tidak selalu hering ini juga kalah banyak dengan hering berkepala kuning kecil, Hering Kalkun, dan Hering Hitam Amerika di habitat yang lebih membuka.[28] Burung bangkai ini umumnya tidak ditemui di atas ketinggian 1200 meter.[29] Mereka menghuni tingkat tajuk teratas di hutan, atau di atas tingkatan kanopi hutan.[18]

Ekologi dan perillaku

Hering raja amat pandai melayang, sekali-sekali mampu membumbung tinggi selama berjam-jam tanpa mengepakkan sayapnya.[17] Tidak selalu terbang, sayapnya terbentang dihedral, atau mendatar dengan ujung yang agak dibuat menjadi tinggi, dan dari jarak yang jauh burung Hering Raja ini nampak seolah tak berkepala ketika terbang.[30] Kepakan sayapnya dalam dan kuat.[19] Meskipun bertubuh akbar dan berwarna menor, burung hering ini tak begitu menyolok bila bertengger di atas pohon.[30] Ketika bertengger, burung ini biasa merendahkan dan memajukan kepalanya.[22] Hering Raja tidak bermigrasi, dan tidak seperti Hering Kalkun, hering berkepala kuning kecil dan Hering Hitam Amerika, pemakan bangkai ini umumnya hidup sendiri atau dalam gugusan keluarga yang kecil.[31] Meskipun demikian, burung nasar ini mampu berkumpul dalam gugusan akbar di tempat bangkai ada.[17] Hering Raja mampu hidup lebih dari 30 tahun di penangkaran, tetapi lama hidup mereka di dunia tidak terikat tidak dikenal.[7]

Nasar ini memiliki perilaku urohidrosis, yakni membuang kotoran atau fesesnya di kaki untuk menurunkan suhu tubuhnya. Meskipun memiliki paruh dan tubuh yang akbar, nasar ini relatif tidak sifat menyerang dan biasanya hendak lebih menetapkan mundur daripada bertanding.[18] Ruak-ruak Bangkai Raja tidak memiliki kotak suara (syrinx) di dalam tenggorokannya, tetapi burung ini mampu membuat suara menguak rendah dan mendesah.[23] Predator Hering Raja hanyalah ular, yang menyerang telur dan anak hering, dan kucing akbar seperti jaguar, yang muncul tiba-tiba dan menerkam burung hering dewasa yang berkerumun di dekat bangkai.[18]

Konsumsi

Hering Raja memakan hanya daging bangkai, dan tidak seperti beberapa Hering Dunia Baru lainnya, burung ini tidak membunuh binatang lain yang sakit atau hampir mati untuk mendapat konsumsi. [18] Nasar ini sering memakan ikan yang terdampar di tepi sungai, tetapi absen ke pembuangan sampah di desa untuk berusaha menemukan konsumsi.[22] Meskipun nasar ini memiliki penglihatan yang tajam yang mampu membantunya menemukan makanan,[29] terdapat dua teori mengenai bagaimana acara hering ini menemukan bangkai. Salah satu pihak meyakini bahwa nasar raja menggunakan indra penciumannya untuk menemukan bangkai hewan.[17][29] Pihak lainnya beranggapan bahwa hering ini tidak memiliki indra penciuman, dan mengikuti Hering Kalkun dan hering berkepala kuning akbar, yang memiliki indra penciuman, mengarah daging bangkai.[6][18][32] Hendak tetapi penelitian baru-baru ini yang mendemonstrasikan bahwa Hering Raja mampu menemukan bangkai di hutan tanpa bantuan hering lainnya, mengusulkan alasan bahwa nasar ini menemukan konsumsi dengan menggunakan indra penciuman.[33] Hering Raja terpenting memangsa bangkai yang ditemukan di hutan, meskipun hering ini juga dikenal pergi ke sabana terdekat untuk berusaha menemukan konsumsi. Ketika nasar raja menemukan bangkai, burung ini hendak mengusir burung-burung hering lainnya karena ukuran tubuhnya yang akbar dan paruhnya yang kuat.[17] Namun, ketika hering ini ada pada bangkai yang sama dengan Kondor Andes, Hering Raja selalu mengalah pada Kondor Andes.[34]

Nasar Dewasa di Kebun Binatang Minnesota.

Hering ini menggunakan paruhnya untuk mengoyak,[29] membuat potongan pertama pada bangkai yang sedang baru. Hal ini membantu hering yang lebih kecil dan berparuh lemah, yang tidak mampu merobek kulit bangkai, mampu turut menikmati daging bangkai setelah Nasar Raja selesai makan.[18] Lidah Hering Raja kasar seperti parutan, yang dipakai untuk membantu membiarkan lepas daging dari tulang-tulangnya.[23] Umumnya, nasar ini hanya makan kulit dan bagian jaringan keras mangsanya.[18]

Reproduksi

Hering Raja dewasa matang secara seksual ketika berusia sekitar empat atau lima tahun.[23] Hering ini biasanya berbiak selama musim kemarau.[18] Burung hering memiliki perilaku tarian perkawinan yang bertali-tali. Tatkala bercumbu, pasangan burung ini bergantian mengelilingi satu sama lain di darat sambil mengepakkan sayapnya, serta mengeluarkan bunyi dengusan dan desisan yang keras.[22] Hering Raja sepasang untuk selama hidupnya dan biasanya bertelur sebutir yang berwarna putih di sarangnya di lubang pohon.[19] Untuk menangkal gangguan predator, nasar raja membiarkan sarang mereka berbau tak enak.[18] Kedua induk hering raja bergantian mengerami telur sekitar 32 sampai 38 hari ketika belum yang belakang sekalinya menetas.[23] Bila telur itu hilang, seringkali telur itu hendak digantikan lagi setelah sekitar enam ahad.[22] Hering muda yang baru menetas bersifat atrisial, atau tidak berkekuatan setelah menetas.[18] Anak yang kelahiran tidak berbulu, tetapi segera yang belakang sekali tumbuh bulu hitam.[29] Bulu hering kecil itu tidak berubah menjadi bulu putih dewasa sampai mereka berusia lima atau enam tahun. Ketika baru kelahiran, anak burung itu diberi makan daging yang ditayangkan langsung dari cakar induk mereka, tetapi sekali-sekali mereka juga makan dari muntahan si induk (regurgitasi).[18]

Konservasi

Menurut IUCN, burung ini adalah spesies yang beresiko rendah, dengan perhitungan wilayah persebaran seluas 14.000.000 kilometer persegi dan memiliki populasi sela 10.000 sampai 100.000 individu. Namun, terdapat bukti-bukti yang menunjuk berkurangnya populasi Hering Raja, tetapi perubahan ini tidak cukup signifikan untuk membuat burung ini diisi ke dalam daftar burung yang terancam punah.[1] Pengurangan populasi ini terpenting karena berkurangnya habitat dan terjadiya perburuan ilegal.[31]

Hering Raja dewasa di Kebun Binatang Berlin.

Hubungan dengan manusia

Nasar Raja yaitu salah satu dari spesies burung yang paling sering muncul pada naskah lawas peradaban Maya.[34] Watak lukisannya dengan mudah mampu dicirikan melewati adanya benjolan pada paruh burung dan lingkaran-lingkaran konsentris di sekitar mata burung.[34] Terkadang burung ini digambarkan sebagai dewa dengan tubuh manusia dan kepala burung.[34] Menurut mitologi Maya, dewa ini sering membawa pesan sela manusia dan dewa lainnya.[18] Hering ini juga dipakai untuk mewakili Cozcaquauhtli, hari ke-13 dalam satu bulan di kalender Maya.[34]

Warga Amerika Selatan percaya bila cerminan Nasar Raja mengenai seseorang, orang itu hendak tertimpa kesialan atau kematian.[23] Darah dan bulu burung ini juga dipakai untuk menyembuhkan penyakit.[23] Hering Raja juga adalah obyek perangko terkenal di negara-negara di wilayah persebarannya. Hering ini muncul pada perangko negara El Salvador di tahun 1963, Belize tahun 1978, Guatemala tahun 1979, Honduras tahun 1997, Bolivia tahun 1998, dan Nikaragua tahun 1999.[35]

Karena ukuran tubuhnya yang akbar dan kecantikannya, Hering Raja menjadi atraksi di beberapa kebun binatang, termasuk Kebun Binatang Honolulu, Kebun Binatang Belize, dan Kebun Binatang Berlin. Hering ini mampu mengembang biak dengan patut di penangkaran,[17] tetapi hering yang terkurung memiliki kecenderungan untuk membunuh bayinya yang baru kelahiran.[31] Sifat ini belum teramati di dunia tidak terikat. Menetapkan jenis kelamin burung yang baru kelahiran di penangkaran sukar diterapkan karena adanya kandungan "lemak bayi" yang akbar pada enam bulan pertama dan tak adanya perkembangan gonad pada tahun pertama kehidupan burung ini.[31] Hering Raja yaitu salah satu dari sedikit spesies burung yang memiliki buku silsilah (studbook) AZA (Asosiasi Kebun Binatang dan Akuarium), yang pada tahun 2007 dikelola oleh Brian Tierney dari Kebun Binatang Bronx, New York.[36]


Referensi

  1. ^ a b c "Species factsheet: Sarcoramphus papa". BirdLife International. Retrieved 2007-09-11. 
  2. ^ (Latin) Linnaeus, C (1758). Systema naturae per regna tria naturae, secundum classes, ordines, genera, species, cum characteribus, differentiis, synonymis, locis. Tomus I. Editio decima, reformata. Holmiae. (Laurentii Salvii). hlm. 86. "V. naribus carunculatis, vertice colloque denudate" 
  3. ^ Liddell, Henry George; Robert Scott (1980). Greek-English Lexicon, Abridged Edition. Oxford: Oxford University Press. ISBN 0-19-910207-4. 
  4. ^ Peterson, Alan P. (2007-12-23). "Richmond Index – GENERA Aaptus - Zygodactylus". The Richmond Index. Division of Birds at the National Museum of Natural History. Retrieved 2008-01-17. 
  5. ^ a b Amadon, Dean (1977), "Notes on the Taxonomy of Vultures", Condor 79 (4): 413–416 
  6. ^ a b Grosset, Arthur. "King Vulture (Sarcoramphus papa)". Retrieved 2007-09-11. 
  7. ^ a b c d "King Vulture". National Geographic. Retrieved 2007-09-11. 
  8. ^ a b Wood, John George (1862). The illustrated natural history. Oxford University. 
  9. ^ a b Remsen, J. V., Jr.; C. D. Cadena; A. Jaramillo; M. Nores; J. F. Pacheco; M. B. Robbins; T. S. Schulenberg; F. G. Stiles; D. F. Stotz & K. J. Zimmer. 2007. A classification of the bird species of South America. South American Classification Committee. Retrieved on 2007-10-15
  10. ^ Sibley, Charles G. and Burt L. Monroe. 1990. Distribution and Taxonomy of the Birds of the World. Yale University Press. ISBN 0-300-04969-2. Accessed 2007-04-11.
  11. ^ Sibley, Charles G., dan Jon E. Ahlquist. 1991. Phylogeny and Classification of Birds: A Study in Molecular Evolution. Yale University Press. ISBN 0-300-04085-7. Accessed 2007-04-11.
  12. ^ Ericson, Per G. P.; Anderson, Cajsa L.; Britton, Tom; Elżanowski, Andrzej; Johansson, Ulf S.; Kallersjö, Mari; Ohlson, Jan I.; Parsons, Thomas J.; Zuccon, Dario & Mayr, Gerald (2006): Diversification of Neoaves: integration of molecular sequence data and fossils. Biology Letters online: 1-5. doi:10.1098/rsbl.2006.0523 PDF preprint Electronic Supplementary Material (PDF)
  13. ^ a b Miller, Loye H. (1931): Bird Remains from the Kern River Pliocene of California. Condor 33(2): 70–72. PDF fulltext
  14. ^ Fisher, Harvey L. (1944): The skulls of the Cathartid vultures. Condor 46: 272–296. PDF fulltext
  15. ^ Suárez, William (2001): A Re-evaluation of Some Fossils Identified as Vultures (Aves: Vulturidae) from Quaternary Cave Deposits of Cuba. Caribb. J. Sci. 37(1–2): 110–111. PDF fulltext
  16. ^ a b Day, David (1981): The Doomsday Book of Animals: Ebury, London/Viking, New York. ISBN 0-670-27987-0
  17. ^ a b c d e f g h "King Vulture". Honolulu Zoo. Retrieved 2007-09-11. 
  18. ^ a b c d e f g h i j k l m n Ormiston, D. "Sarcoramphus papa". Animal Diversity Web. Retrieved 2007-09-11. 
  19. ^ a b c d e f Howell, Steve N.G.; Webb, Sophie (1995), A Guide to the Birds of Mexico and Northern Central America, New York: Oxford University Press, hlm. 176, ISBN 0-19-854012-4 
  20. ^ Fisher, Harvey I. (March), "The Pterylosis of the King Vulture", Condor 45 (2): 69–73 
  21. ^ a b Gurney, John Henry (1864). A descriptive catalogue of the raptorial birds in the Norfolk and Norwich museum. Oxford University. 
  22. ^ a b c d e f g Channing, Keith. "King Vulture-Sarcorhamphus papa". The Hawk Conservancy. Retrieved 2007-09-20. 
  23. ^ a b c d e f g "Sarcoramphus papa". Who Zoo. Retrieved 2007-09-11. 
  24. ^ Terres, J. K. (1980). The Audubon Society Encyclopedia of North American Birds. New York, NY: Knopf. hlm. 959. ISBN 0394466519. 
  25. ^ Ridgely, Robert; Greenfield, Paul (2001). Birds of Ecuador: Field Guide. Cornell University Press. hlm. 74. ISBN 0-8014-8721-8. 
  26. ^ Restall, Robin; Rodner, Clemencia; Lentino, Miguel (2006). Birds of Northern South America: An Identification Guide. Vol. 2. Christopher Helm. hlm. 68. ISBN 0-7136-72-43-9. 
  27. ^ Brown, Leslie (1976). Birds of Prey: Their biology and ecology. Hamlyn. hlm. 59. ISBN 0-600-31306-9. 
  28. ^ Restall, Robin; Rodner, Clemencia; Lentino, Miguel (2006). Birds of Northern South America: An Identification Guide. Vol. 1. Christopher Helm. hlm. 80–83. ISBN 0-7136-7242-0. 
  29. ^ a b c d e "King Vulture". Belize Zoo. Retrieved 2007-09-11. 
  30. ^ a b Ridgely, Robert S; Gwynne, Jr., John A. (1989), A Guide to the Birds of Panama with Costa Rica, Nicaragua, and Honduras (Second ed.), Princeton, NJ: Princeton University Press, hlm. 84, ISBN 0-691-02512-6 
  31. ^ a b c d Bellinger, Jack (March 25), King Vulture AZA Studbook, retrieved 2007-10-8 
  32. ^ Beason, Robert C. (2003). "Through a Birds Eye: Exploring Avian Sensory Perception" (pdf). University of Nebraska. Diakses pada 11 September 2007.
  33. ^ Lemon, William C (December), "Foraging behavior of a guild of Neotropical vultures", Wilson Bulletin 103 (4): 698–702 
  34. ^ a b c d Tozzer, Alfred Marston; Glover Morrill Allen (1910). Animal Figures in the Maya Codices. Harvard University. 
  35. ^ "King Vulture". Bird Stamps. Retrieved 2007-10-17. 
  36. ^ Vulture, King Studbook, 2007, retrieved 2007-10-8 

Pranala luar



Sumber :
ensiklopedia.web.id, recruitment-info.kuliah-karyawan.com, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dan sebagainya.



 Al Quran Online
 Online Registration
 Night Course
 Study Scholarship Request
 Download Brochures / Catalogs
 Job Vacancy
 Free Online Try Out
Please Register Online
Scholarship Info
eduNitas.com
Being Successful is Easy
Perfect Sites
 ▣ Aceh Barat Daya
 ▣ Asmat
 ▣ Astronomy
 ▣ Culture
 ▣ Environment
 ▣ Football
 ▣ Italy
 ▣ Law
 ▣ Movies
 ▣ Religion
 ▣ United States
Executive Class (Online Lectures)

Goals
Verandah
New Student Admission
Sites Network Main
Sites Network Regular Day College
Sites Network Postgraduate Program
Sites Network Businessman School
Sites Network Night Course
 Multifarious Discussion
 Encyclopedia
 Psychotest Tips & Tricks
 Information Technology Tutorials
 Prayer Times
 Regular Day College Program
 Postgraduate Program
 Businessman School
 Free Tuition Fees Program
 Online Tuition Programs in the Best 168 PTS
 All Advertisement



King Vulture