King Cobra
Set of Special Literature
Change to impressions  Mobile M1, 2 Laptop
Perfect Sites : Biography   ▣ Chemistry   ▣ Environment   ▣ History   ▣ Music   ▣ Science
A C E G 1 3 5 7 
Search in Set of Special Literature   
Previous  (Measures of central tendency o.....)(snakeNext

Ular anang

Ular Anang
KINGCOBRA.jpg
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:Animalia
Filum:Chordata
Kelas:Reptilia
Ordo:Squamata
Upaordo:Serpentes
Famili:Elapidae
Genus:Ophiophagus
Spesies:O. hannah
Nama binomial
Ophiophagus hannah
Cantor, 1836
Wilayah sebaran (warna merah)
Wilayah sebaran (warna merah)

Ular anang atau lanang (Ophiophagus hannah) merupakan ular berbisa terpanjang di dunia dengan panjang tubuh keseluruhan mencapai sekeliling 5,7 m.[1] [2] Akan tetapi panjang binatang dewasa pada umumnya hanya sekeliling 3 – 4,5 m saja.[3] Ular ini ditakuti orang sebab bisanya yang mematikan dan sifat-sifatnya yang termasyhur sifat menyerang, meskipun banyak catatan yang memperlihatkan perilaku yang sebaliknya.

Ular anang juga dikenal dengan beberapa nama lokal seperti oray totog (Sd.), ular tedung sisa dari pembakaran, tedung selor (Kal.) dll. Dalam bahasa Inggris disebut king cobra (raja kobra) atau hamadryad.

Daftar konten

Pengenalan

Ular yang bertubuh panjang dan ramping. Sebuah laporan dari Singapura mencatat seekor ular anang sepanjang hampir 4,8 m memiliki berat tubuh sampai 12 kg.[4] Ular jantan cenderung bertambah panjang dan agung bila dibandingkan dengan yang betina.

Yang dibangun perisai (sisik-sisik agung) di kepala ular anang

Coklat kekuningan, coklat zaitun, sampai keabu-abuan di anggota atas (dorsal) tubuh, dengan anggota kepala yang cenderung berwarna bertambah terang. Sisik-sisik bertepi gelap atau kehitaman, nampak jelas di anggota kepala. Sisik-sisik bawah tubuh (ventral) berwarna keabu-abuan atau kecoklatan, selain dada dan leher berwarna kuning cerah atau krem dengan pola belang hitam tak teratur, yang nampak jelas apabila ular ini mengangkat dan membentangkan lehernya. Ular yang masih kecil berwarna bertambah gelap atau kehitaman, dengan bintik-bintik putih atau kuning yang membentuk belang (garis) melintang, belang ini masih nampak samar-samar pada sebagian individu dewasa. Anak ular ini berkepala hitam dengan empat garis putih melintang di atasnya.[3][5]

Kepalanya agung dengan moncong yang relatif pendek dan tumpul. Di belakang perisai parietal (ubun-ubun), yang pada ular lain biasanya berupa sisik-sisik kecil, pada ular anang ditempati oleh sepasang perisai oksipital yang agung. Perisai labial (bibir) atas 7 buah, no-3 dan -4 menyentuh mata. Pupil mata bundar dan agung. Sisik-sisik dorsal (punggung) dalam 15 deret di tengah badan. Sisik-sisik ventral (perut) 215–262 buah, sisik anal tunggal, sisik-sisik subkaudal (bawah ekor) 80–120 buah; yang sebelah depan tunggal dan di anggota belakang berpasangan.[3]

Macam yang serupa

Ular-sapi agung (Zaocys carinatus) memiliki bentuk tubuh dan warna yang mirip ular anang. Di lapangan, kedua macam ular ini mudah terkelirukan, selain apabila ular anang tengah menegakkan lehernya.

Penyebaran, habitat dan budaya

Ular anang menyebar mulai dari India di barat, Bhutan, Bangladesh, Burma, Kamboja, Cina selatan, Laos, Thailand, Vietnam, Semenanjung Malaya, Kepulauan Andaman, Indonesia dan Filipina. Di Indonesia ular ini ditemukan di Sumatra, Kep. Mentawai, Kep. Riau, Bangka, Borneo, Jawa, Bali, dan Sulawesi.[6]

Ular anang didapati mulai dari dekat pantai sampai ketinggian sekurang-kurangnya 1.800 m dpl. Ular ini menduduki aneka habitat, mulai dari hutan dataran rendah, rawa-rawa, wilayah semak belukar, hutan pegunungan, lahan pertanian, ladang tua, perkebunan, persawahan, dan lingkungan pemukiman. Ular yang lincah dan gesit ini biasa bersembunyi di bawah lindungan semak yang padat, lubang-lubang di akar atau batang pohon, lubang tanah, di bawah tumpukan batu, atau di rekahan karang.[2]

Mangsa

Sebagaimana namanya (Ophiophagus berarti pemakan ular), mangsa utamanya merupakan jenis-jenis ular yang berukuran relatif agung, seperti sanca (Python) atau ular tikus (Ptyas).[2] Juga memangsa ular-ular yang berbisa lainnya dan kadal berukuran agung seperti halnya biawak. Ular anang yang dikurung mau juga memakan daging atau tikus mati yang diletakkan di kandang ular atau digosokkan ke tubuh ular supaya berbau seperti ular.[7] Sehabis menelan mangsa yang agung, ular anang dapat hidup beberapa bulan lamanya tanpa makan kembali. Ini dikarenakan laju metabolismenya berjalan lambat.[1]

Ular anang berburu dengan mengandalkan penglihatan dan penciumannya. Sebagaimana ular-ular pada umumnya, ular anang membaui udara dengan menggunakan lidahnya yang bercabang, yang menangkap partikel-partikel bau di udara dan membawanya ke reseptor khusus di langit-langit mulutnya. Reseptor yang sensitif terhadap bau ini disebut organ Jacobson.[1] Bila tercium bau mangsanya, ular ini akan menggetarkan lidahnya dan menariknya keluar masuk untuk memperkirakan arah dan letak mangsanya itu. Matanya yang tajam (ular anang dapat melihat mangsanya dari jarak sejauh 100 m), indera perasa getaran di tubuhnya yang melata di tanah, dan naluri serta kecerdasannya sangat membantu untuk menemukan mangsanya.[8] Ular ini dapat berkampanye cepat di atas tanah dan memanjat pohon dengan sama baiknya. Mangsanya, bila perlu, dikejarnya sampai di atas pohon.[9]

Ular anang berburu baik pada siang maupun malam, akan tetapi jarang terlihat aktif di malam hari. Biasanya herpetologis menganggapnya sebagai binatang diurnal.[1] Sebagaimana ular kobra lainnya, apabila merasa terancam dan tersudut ular anang akan menegakkan lehernya serta meningkatkan tulang rusuknya sehingga kurang bertambah sepertiga anggota muka tubuhnya berdiri tegak dan memipih serupa spatula.[7] Sekaligus, jabatan ini akan menampakkan warna kuning dan coret hitam di dadanya, sebagai peringatan untuk musuhnya. Melihat postur tubuhnya ini dan pergerakannya yang gesit tangkas, orang umumnya merasa takut dan menganggapnya sebagai ular yang sifat menyerang serta berbahaya, yang dapat menyerang setiap saat. Pandangan ini, menurut para herpetolog, berlebihan dilebih-lebihkan dan hanya benar sebagian. [3]

Biasanya ular anang, seperti umumnya binatang, takut terhadap manusia dan berusaha menghindarinya. Ular ini juga tidak seketika menyerang manusia yang ditemuinya, tanpa benar provokasi sebelumnya. Kenyataan bahwa ular ini cukup banyak yang ditemui di sekeliling permukiman manusia, sementara jarang orang yang tergigit olehnya, memperlihatkan bahwa ular anang tak seagresif seperti yang disangka.[3][9][7] Walaupun demikian, kewaspadaan tinggi tetap diperlukan apabila menghadapi ular ini. Ular anang dikenal sebagai ular yang amat berbisa, yang gigitannya dapat membunuh manusia. Seperti juga ular-ular lainnya, temperamen ular ini sulit diduga. Beberapa individunya bisa aci bertambah sifat menyerang daripada lainnyanya.[3] Demikian pula, pada masa-masa tertentu seperti pada saat menjaga telur-telurnya, ular ini dapat berubah menjadi bertambah sensitif dan sifat menyerang. Telah dilaporkan demikianlah keadaanya serangan-serangan ular anang terhadap orang yang melewati berlebihan dekat ke sarangnya.[7]

Perbiakan

Ular anang bertelur sekeliling 20–50 butir, yang diletakkannya di dalam sebuah sarang penetasan terbuat dari timbunan serasah dedaunan.[3][2][7] Sarang ini terdiri dari dua ruangan, di mana ruang yang bawah dipakai untuk menempatkan telur dan ruang yang atas dihuni oleh induk betina yang menjaga telur-telur itu sampai menetas.[3][9][7] Di India, ular ini bertelur sekeliling bulan April sampai Juli. Telur-telurnya berukuran sekeliling 59 x 34 mm, yang sedikit bertambah agung dan berat selama masa inkubasi. Telur-telur ini menetas sehabis 71–80 hari, dan anak-anak ular yang keluar memiliki panjang tubuh selang 50–52 cm.[7]

Bisa ular anang

Bisa ular anang terutama tersusun dari protein dan polipeptida, yang dihasilkan dari kelenjar ludah yang telah berubah fungsi, yang terletak di belakang mata. Tatkala menggigit mangsanya, bisa ini tersalur melalui taring sepanjang sekeliling 8–10 mm yang menancap di daging mangsanya. Meskipun racun ini diasumsikan tak sekuat bisa beberapa ular lainnya, ular anang sanggup mengeluarkan jumlah bisa yang jauh bertambah agung dari ular-ular lainnya.[10] Percobaan di laboratorium memperlihatkan bahwa satu kali gigitan ular ini dapat mengeluarkan sejumlah bisa yang cukup untuk membunuh 10 orang.[7] Beruntunglah bahwa biasanya gigitan ular ini pada manusia hanya mengisikan bisa dalam jumlah yang tidak fatal.[11][12]

Bisa ular ini bersifat neurotoksin, yakni menyerang sistem saraf korbannya, serta dengan cepat menimbulkan rasa sakit yang berlebihan, pandangan yang mengabur, vertigo, dan kelumpuhan otot. Pada saat-saat berikutnya, korban akan mengalami kegagalan sistem kardiovaskular, dan selanjutnya kematian dapat timbul kesudahan suatu peristiwa kelumpuhan sistem pernapasan.[10] Apabila bisa telah masuk dalam jumlah yang cukup, kematian hanya dapat dicegah dengan penanganan serta pemberian antivenin (antibisa) yang tepat dan cepat.[9]

Ular anang dan manusia

Meskipun ular anang memiliki bisa yang mematikan dan kehadirannya ditakuti banyak orang, dia sebenarnya merupakan binatang pemalu yang sedapat-dapatnya menghindari pertemuan dengan manusia. [3][13]

Di wilayah sebarannya, masih benar beberapa macam ular berbisa lainnya yang gigitannya bertambah fatal dan bertambah banyak memakan korban, di selangnya merupakan ular kobra kaca-tunggal (Naja kaouthia), bandotan puspa (Vipera russelli), dan ular welang (Bungarus fasciatus).[14]

Di Burma, ular anang kerap dipakai dalam pertunjukan pawang ular perempuan. Wanita pawang ular itu biasanya memiliki tato yang dibuat menggunakan tinta bercampur bisa ular, yang diyakini akan melindungi dirinya dari ularnya itu. Di yang belakang sekali pertunjukannya, secepat kilat si pawang akan mencium ubun-ubun ular berbisa yang tengah menegakkan leher dan tudungnya ini.[13]

Kini populasi ular anang di banyak tempat telah terganggu oleh kerusakan habitatnya, terutama oleh lenyapnya hutan-hutan yang biasa dihuninya. Meskipun ular ini oleh IUCN belum diisikan ke dalam binatang yang terancam kepunahan, CITES telah memandang perlu untuk mengamati perdagangannya dan mengisikannya ke dalam Apendiks II.[15]


Rujukan

  1. ^ a b c d Mehrtens, John (1987). Living Snakes of the World. New York: Sterling. ISBN 0806964618. 
  2. ^ a b c d David, P and G. Vogel. 1996. The Snakes of Sumatra. An annotated checklist and key with natural history. Edition Chimaira. Frankfurt. p.148-149. ISBN 3-930612-08-9
  3. ^ a b c d e f g h i Tweedie, M.W.F. 1983. The Snakes of Malaya. The Singapore National Printers. Singapore. p.38.
  4. ^ Burton, R.W. 1950. The record Hamadryad or King Cobra (Naja hannah Cantor) and length and weights of large specimens. J. Bombay Nat. Hist. Soc. 49:561-562.
  5. ^ Stuebing, R.B. & R.F. Inger. 1999. A Field Guide to The Snakes of Borneo. Natural History Publications (Borneo). Kota Kinabalu. p. 199-201. ISBN 983-812-031-6
  6. ^ Ophiophagus hannah pada The Reptile Database
  7. ^ a b c d e f g h Daniel, J.C. 1992. The Book of Indian Reptiles. Bombay Nat. Hist. Soc. and Oxford Univ. Press. Bombay. pp. 115-117. ISBN 0-19-562168-9
  8. ^ Taylor, David (1997), King Cobra, diakses 9/8/2007 
  9. ^ a b c d Capula, Massimo; Behler (1989). Simon & Schuster's Guide to Reptiles and Amphibians of the World. New York: Simon & Schuster. ISBN 0671690981. 
  10. ^ a b Freiberg, Dr. Marcos; Walls (1984). The World of Venomous Animals. New Jersey: TFH. ISBN 0876665679. 
  11. ^ "Ophitoxaemia (venomous snake bite)". Diakses 9/5/2007. 
  12. ^ Sean Thomas. "Most Dangerous Snakes in the World". Diakses 9/5/2007. 
  13. ^ a b Coborn, John (October 1991). The Atlas of Snakes of the World. New Jersey: TFH Publications. pp. 30,452. ISBN 978-0866227490. 
  14. ^ Miller, Harry (September 1970), "The Cobra, India’s ‘Good Snake", National Geographic 20: 393–409 
  15. ^ "CITES List of animal species used in traditional medicine". Diakses 9/1/2007. 

Pranala luar

  • Suara desisan ular anang



Sumber :
id.wikipedia.org, m.andrafarm.com, recruitment-info.pahlawan.web.id, wiki.edunitas.com, dll-nya.



 Job Opportunities
 Sundry Promotion
 Graduate Program
 Download Catalogs
Please Register Online
Scholarship Info
eduNitas.com
Being Successful is Easy
Perfect Sites
 ▣ Animals
 ▣ Colombia
 ▣ Education
 ▣ Liberia
 ▣ Military
 ▣ National Hero
 ▣ Philosophy
 ▣ Purwodadi
Morning School Program (Online Lectures)

Objectives
Verandah
Admission
Set of Websites Main
Set of Websites Regular Morning Tuition
Set of Websites Graduate Program
Set of Websites Special Class
Set of Websites Regular Night Lecture
 Special Class
 Regular Morning Tuition
 Regular Night Lecture Program
 Online Try Out Platform
 Sholat Times
 Al-Qur'an Online
 Informatics Science Manual
 Psychological Test Questions
 Encyclopedia
 Sundry Discussions
 Online Registration
 Relief Money Study Submission
 Online College Programs in the Best 168 PTS
 Tuition free of charge



Set of Special Literature